Simbiosis Indonesia dengan Motogp

    Setelah sekian lama menunggu dan di php in beberapa kali, akhirnya Indonesia telah dikonfirmasi oleh Dorna buat jadi salah satu tuan rumah Motogp 2021, emang masih lama sih. oke, kalau info rincinya sih pasti udah tau lah ya, berbagai portal berita sampai stasiun tv juga udah nyiarin kabar gembira ini. jujur, pertama kali berita ini gue agak nggak percaya, secara nih rumor yang ada beberapa tahun lalu selalu berakhir nestapa. Tapi pas gue baca beritanya dengan cermat dan penuh birahi, ternyata ada satu hal yang membedakan Sirkuit Mandalika dengan yang lain: konsep.
 
sumber gambar

    Hal yang unik sebenarnya karena semua sirkuit yang masuk ke Motogp sekarang itukan tertutup semua, maksudnya emang murni buat balapan. Nah di Mandalika ini konsepnya sirkuit jalanan, jadi pas ada balapan jalannya ditutup, pas nggak ada balapan jadi jalan raya, bagi gue itu sebuah perwujudan ide yang barokah, iya nggak sih? kayak sebuah terobosan baru yang berhasil. Karena beberapa tahun belakangan saat mengajukan sirkuit tertutup itu selalu gagal, Sentulunya misalkan, rencananya akan ada renovasi besar demi meningkatkan kualitas sirkuit dari grade c ke grade a. Nyatane rencana kui gagal. Ada lagi rencana tentang pembangunan sirkuit di Palembang, waah itu rasanya kayak anak kecil yang mau diberi permen tapi permennya jatuh diatas tai ayam, lalu sang pemberi permen pergi ke warung buat gantiin permen yang jatuh tadi. Secara, Palembang itukan dikenal sebagai kawasan dengan fasilitas olahraga yang cukup disegani, yah walaupun akhirnya gagal juga.

     Penggarapan sirkuit ini akan dilaksanakan Oktober tahun ini dan rencananya akan selesai akhir 2020. Dengan diadakannya Motogp di Indonesia pasti kan banyak berpengaruh terutama di sektor pariwisata nih. Turis banyak yang datang meskipun lahan tribun penonton pasti dikuasai orang Indonesia. Indonesia punya... karena itu pula sektor ekonomi pasti ikut berkembang. Oke sampai sini gue berasa kayak lagi kampanye.

    Tapi dibalik itu ada satu hal yang agak ganjel di otak gue. Kontrak Rossi sama Yamaha berakhir 2020, bagaimana dengan asap kuning yang akan mengatmosfer di Mandalika saat tidak ada nama seorang Valentino Rossi di grid.? well kalau masalah ini biar waktu yang menjawab.


    Indonesia.... hmm, kalau dipikir-pikir negara ini punya daya pikat yang aduhai untuk Motogp. Contohnya gini, dalam beberapa tahun terakhir selalu ada tim yang memilih Indonesia sebagai tempat launching motor terbaru mereka. 2015-2018 Repsol Honda, 2019 Monster Yamaha. Bahkan Monster Yamaha mempercayakan Mbak Lucy Wiryono untuk jadi host acara mereka. Meskipun, mereka punya misi sampingan selain memamerkan motor balap baru, juga membuat ngiler orang-orang dengan memamerkan motor untuk masal tapi dengan livery ala Motogp. selain itu sedikit demi sedikit produk lokal dan manufaktur juga mulai berani merangsek ke Motogp. Satu Hati yang mulai menempel di Body motor Repsol Honda sejak 2011-sekarang, terus slogan Nyalakan Nyali yang nyantol di GSX-RR, belum lagi KYT, NHK itukan semacam pembuktian kalau Indonesia ini bukan cuma sebagai pononton yang anteng, iyakan?

    Hebatnya negara ini, sirkuit belum dibangun aja udah dapet kontrak langsung dari Dorna selama 3 tahun meskipun dengan diut yang nggak sedikit, nih baca aja, serupa pas akun Instagram resmi Motogp mengumumkan hal ini dan yang muncul di komentar teratas postingan itu netijen indonesia, bahkan yang lebih gila ada yang komen 'kasian gempi' dan itu banyak juga yang ngelikes.... gue sampe iri, likes foto gue aja nggak nyampe segitu. tapi yang jelas hubungan akur antara Indonesia dan Motogp patut kita syukuri.

    Bagi gue hubungan Indonesia dan motogp secara tidak langsung membentuk simbiosis mutualisme, saling menguntungkan, Motogp melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat menggiurkan, yang suka Motogp disini sangat banyak dan pasti Dorna sadar akan hal ini. Sementara orang Indonesia penyuka Motogp diuntungkan dengan siaran langsung balapan melalui televisi (Trans7) yang bisa diakses secara gratis selama bertahun-tahun, padahal tau sendiri lah buat nyiarin Motogp itu mahal, meskipun yah banyak juga yang udah pake tv kabel.

    Doakan saja hubungan Indonesia dengan Motogp akan terus berlanjut agar orang dengan ekonomi lemah kek gue bisa nonton balapan dengan  tenang, karna gue nggak punya tv kabel yang otomatis kalau Trans 7 sampai kena gangguan pas ada siaran Motogp pasti bikun gue keder, karena selain ekonomi lemah gue juga agak pelit orangnya buat nonton streaming, secara kan, nonton di tv lebih gede dan lebih lancar dong. Okay apa yang ingin aku sampaikan udah tertulis secara full bacot di postingan ini, perut mulai lapar, Soto Ayam buatan emak udah melambai-lambai. Semoga harimu menyenangkan. Dadaa (. ) ( .)

Komentar